Rabu, 20 Juli 2016

Membuat Layang Layang Sendiri di Museum Layang-Layang

Entah mengapa ketika melihat layang layang anakku selalu tertarik. Ketika berkunjung ke Agro Wisata kebun teh di puncak kami membeli layang layang dan puas memainkannya mengingat lahan luas dan hembusan angin yang memadai pada saat itu. Saya pun pernah membelikannya layang layang di perkampungan samping komplek untuk anak dan diterbangkan bersama ayahnya di komplek perumahan dengan lahan yang terbatas. Ya, layang layang memang selalu menarik perhatian anak anak karena sosoknya yang ringan dan bisa terbang terbawa angin. Mungkin karena jiwa anak anak yang bebas ya jadi mereka senang melihat sesuatu hal yang bebas terbang. Sayangya dengan semakin minimnya lahan terbuka luas maka layang layang pun minim pemain.




Karena ketertarikannya dengan layang layang itulah akhirnya di penghujung liburan lebaran sekaligus liburan tahun ajaran baru saya mengajak si mas berkunjung ke Museum Layang Layang yang berada di Jl H Kamang No.38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Mencari lokasi Museum ini terbilang mudah. Dari lokasi saya yang berada di kawasan Jati Asih kami langsung masuk ke tol Jorr, keluar di Cipete/Pondok Labu, lalu belok kiri di perempatan besar Jl. Fatmawati yang menuju Rumah Sakit Fatmawati terus saja di jalan besar tersebut (melewati Rs. Fatmawati) dan tidak jauh dari moll baru tengok ke sebelah kanan maka akan ditemukan Jl.H.Kamang (letaknya setelah jl. sekolah).

Museum Layang layang adalah milik pribadi dari Ibu Endang Ernawati sebagai bentuk kecintaannya terhadap layang layang. Karena hal itulah maka Ibu Endang membeli sebidang tanah dekat rumahnya dan 21 Maret 2003 berdirilah Museum Layang Layang Indonesia. Sesuai dengan keberadaan museum ini yang terletak diantara rumah tinggal maka kesan pertama masuk ke dalamnya terasa homy banget dengan suasana sejuk khas daerah Jakarta Selatan dan pohon pohon besar yang rindang.






Masuk ke dalam Museum Layang Layang kita akan disambut dengan ornamen layang layang bergantungan sepanjang mata memandang, mulai dari layang layang warna warni, layang layang batik dan layang layang besar koleksi museum ini. Tour yang ditawarkan ketika mengunjungi Museum Layang Layang adalah menonton sejarah tentang layang layang, menikmati koleksi layang layang di dalam museum lalu memilih kegiatan yang akan dikerjakan di akhir kunjungan. Kegiatan yang ditawarkan untuk pengunjung perorangan adalah melukis layang layang sendiri dan membuat keramik tanah liat. Sementara beberapa kegiatan lainnya seperti membuat batik, melukis payung, melukis t-shirt, melukis wayang dll ditujukan untuk pengunjung rombongan.



Rangkaian tour pertama adalah menonton kisah sejarang layang-layang dalam sebuah ruangan. Di ruangan ini telah berjajar bangku bangku dan juga tikar yang telah digelar (untuk rombongan disarankan untuk lesehan sepertinya). Persepsi saya yang berpikir hal ini tidak akan menarik perhatian si mas ternyata salah besar, justro bocah ini anteng mendengarkan penjelasan tentang beragam layang layang. Sayangnya fasilitas menonton hanya menggunakan TV biasa, bukan TV layar besar dengan sound system yang menggelegar. Mungkin jika menggunakan layar besar akan lebih menarik perhatian anak anak ya.



Setelah nonton dilanjutkan dengan masuk ke area museum ditemani dengan guide yang dengan sigap menjelaskan beragam jenis koleksi. Kabarnya di dalam museum ini sendiri terdapat ratusan layang layang dari seluruh nusantara bahkan dari luar negeri dengan ukuran beragam mulai dari yang besar sampai yang ukuran kecil.

Model layang layang tidak hanya monoton seperti yang biasa kita lihat. Di dalam museum ini kita bisa melihat dan memegang layang layang bentuk ikan koi besar, bentuk pelaminan Banjar, bentuk capung, layang layang yang terbuat dari tikar, daun, kertas tisu, layang layang dengan ekor panjang, dan bahkan ada layang layang naga yang bisa mengeluarkan asap.

Add caption
Layang-layang Dewi Sri

Setelah sukses membuat si mas tercengang dengan beragam jenis layang layang tour berlanjut ke area prakarya. Kegiatan melukis layang layang adalah pilihan si mas di awal ketika masuk. Karena boleh melukis 2 layang layang, maka oma ikutan corat coret menemani melukis.


Tidak hanya melukis layang layang yang sudah jadi, dalam kegiatan ini diajarkan menggunting kertas dan menempelnya ke bilah bambu sampai menjadi layang layang beneran. Setelah layang layang jadi anak anak bisa memainkan di kawasan Museum yang rindang, dan sayapun duduk duduk sambil makan bekal di  pendopo yang sejuk ini.

Saat kami berkunjung ke sini memang pengunjung yang datang hanya beberapa saja, meskipun ini musim liburan sekolah. Mungkin Museum ramai di bulan April-Mei ketika musim kunjungan rombongan sekolah sekolah. Tapi menurut saya pribadi Museum ini nyaman dan enak dikunjungi keluarga kok, karena terbukti bukan hanya si mas yang terkesan dengan koleksi layang layangnya, saya, adik dan mama saya yang sudah dewasa pun tetap tertarik dan tercengang melihatnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar