Happening soal dress code Seminar Director di Yogyakarta yang tinggal 10 hari lagi ini menjadi trending topic buat anak-anak d'BCN. Pasalnya dalam acara itu semua peserta seminar pasti pengen keliatan cakep dengan baju yang sesuai dress code biar seragam, termasuk team di jaringanku. Yahhh nanti disana pasti akan banyak moment foto-foto bareng sepanjang acara (maklum jarang-jarang kan ketemuannya) secara leader-leader yang biasa ketemuan di dunia maya ini kan domisilinya ngga hanya di jakarta aja, banyak banget yang tinggal di kota lain.
Salah satu dress code yang musti dicari adalah 'tenun ikat'. Maklumm anak jawa, kalau hanya sekedar batik atau pakaian nusantara sih aku punya (yang buat kondangan) tapi kalau tenun ikat nihil. Bahkan ketika Anie kasih tau salah satu dress code nya adalah tenun ikat aku sempet blank, daam hati berpikir 'tenun ikat tuh yang gimana ya motifnya ?' karena yang ada dalam pikiran malahan ulos atau songket. Ngga lama langsung buka tab dan searching 'tenun ikat', jreng jreng keluar deh foto celana panjang dan blus-blus dari tenun ikat dan baru ngeh kalau motifnya yang seperti itu (sering lihat motifnya, tapi kupikir itu songket) :D
Akhirnya senin siang kemarin memutuskan untuk ketemuan sama anie, setting target sambil ngobrol ngalor ngidul lalu jalan-jalan hunting si 'tenun ikat'. Ketika hunting yang ada dalam pikiranku adalah mencari celana panjang (sesuai hasil pencarian di mbah google kebanyakan tenun ikat dibuat celana panjang atau blus, tapi kayaknya bukan type ku untuk pake blus begitu, hehe, ngga PD berasa ibu-ibu banget -> so'muda) :P.
Di toko-toko yang jual tenun ikat yang sudah jadi produk garmen memang rata-rata hanya dijadikan celana panjang dan blus, mengingat jenis bahan dan motifnya yang bisa dibilang lurus-lurus banyak garisnya. Ada beberapa toko yang menjadikan outer semi blazer (naksir berat sebenarnya, tapi harganya itu loo yang bikin ngga jadi naksir, wkwkwk), sempet naksir juga sama tenun ikat yang sudah dijadikan rok panjang (kombinasi tenun ikat motif dan tenun ikat polos) tapi setelah dipikir-pikir takutnya ngga praktis, secara niat pakai sepatu flat, nanti malah repot angkat-angkat rok takut keserimpet (yaah nasipp tinggi badan semampai ). Keputusan akhir adalah samaan sama anie, beli celana panjang yang harganya cukup masuk di akal dan ketika dipake nanti atasannya bisa lebih fleksibel (bisa pakai daleman lalu blazer yang terlihat formil, bisa pakai kaos pinguin yang masih tetep rapih walau terlihat aga' santai, atau pakai kemeja polos juga ca'em kayaknya).
Dan inilah hasilnya celana tenun ikat yang aku beli (so' so an foto ala model, padahal bentuk badan bener-bener jauh dari model, jadi jangan fokus sama pemakainya yaa, fokus lah sama tenun ikatnya) :D xixixi.....
mantab gan tokotenunikat.com
BalasHapus